Rabu, 18 Maret 2009

JATIDIRI REMAJA

Jatidiri Remaja
etiap remaja harus mempersiapkan diri sebagai khalifah Allah. Mereka harus mempunyai tujuan dan kesungguhan sebagai insan yang taat dan kreatif. Tujuan hidup yang tidak bercanggah dengan kehendak Islam hendaklah disemai ke dalam diri seorang remaja jika mereka mahu berjaya dan maju sebagai generasi yang cemerlang dan diberkati.

Pengendalian Diri
Remaja memerlukan pengendalian diri kerana remaja belum mempunyai pengalaman yang memadai dalam perkara ini. Masa remaja banyak menyentuh perasaan seorang remaja sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fizikal dan seksual. Akibat dari pertumbuhan fizikal dan seksual yang cepat itu maka timbullah kegoncangan dan kebingungan dalam diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan lain jenis.
Dari keadaan yang dihadapi remaja ini akan menimbulkan dua masalah. Pertama dorongan seksual kerana ingin membuktikan bahawa diri telah dewasa sehingga berakhlak yang kurang sopan di tengah masyarakat, sehingga orang ramai menilai bahawa remaja hanya menimbulkan masalah. Padahal ketika itu remaja sedang meraba-raba dalam mencari jatidirinya.Kedua, mungkin juga remaja hilang kendali dalam dirinya sehingga lebih cenderung mengikuti nafsunya itu, ataupun remaja lebih suka menyendiri dan menutup diri.
Remaja yang merasakan bahawa fizikalnya sudah seperti orang dewasa sehingga ia merasa pula harus bersikap seperti orang dewasa untuk menutup keadaan dirinya yang sebenar harus memahami bahawa anggapannya itu hanya sekadar imitasi atau peniruan. Untuk itu remaja harus pandai mengendalikan diri dalam menghadapi dunia yang penuh dengan pancaroba dan gejolak ini. Hindarilah dari hanya mengikut kehendak hati, tapi gunakanlah fikiran agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mengikuti citarasa ibu bapa, masyarakat dan agama.

Rasa Kebebasan Remaja
Pada usia remaja sangat memerlukan kebebasan emosional dan material. Kematangan dalam bidang fizikal atau tubuh mendorong remaja untuk berdikari dan bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya sehingga remaja terlepas dari emosi ibu bapa dan keluarga. Ramai ibu bapa tidak memahami keinginan yang tersimpan di dalam jiwa remaja, sehingga membatasi sikap, keperibadian dan tindakan-tindakan mereka, dengan alasan merasa belas kasihan dan lain-lain. Dengan cara ibu bapa sedemikian remaja merasa dirinya tidak dipercayai oleh orang tuanya, akibatnya remaja yang tidak memahami akan hakikat dirinya sendiri akan memberontak dan melawan kepada kedua ibu bapa.
Remaja yang beriman akan mengerti bahawa rasa kebebasan yang timbul dari dalam dirinya itu bukan selamanya harus dituruti, tetapi harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Memang betul dalam satu aspek remaja memerlukan kebebasan untuk menentukan keputusannya, namun dari aspek lain remaja masih memerlukan orang tua untuk membimbing dan memberi tunjuk ajar kepadanya. Jadi berfikirlah secara positif agar tuntutan dalam diri itu tidak mengalahkan tuntutan dan kehendak mulia orang tua terhadap diri anaknya. Jika ini dapat diatur secara efektif maka tidak akan timbul konflik kejiwaan dalam diri seorang remaja.

Rasa Kekeluargaan Remaja
Sebetulnya keperluan remaja terhadap kebebasan diri sendiri dan ingin berdikari itu bertentangan dengan keperluannya untuk bergantung terhadap ibu bapanya. Gejolak jiwa tersebut membuat remaja merasa tidak aman, kerana dari satu aspek ia sangat memerlukan keluarganya, namun dari segi yang lain dia ingin berdakari. Pengalaman kejiwaan semacam ini menyebabkan remaja menjadi bingung dan tidak menentu. Bagi remaja yang mengerti peristiwa yang sedang menimpa jiwanya dia akan berhati-hati dalam mengmbil sebarang tindakan, sehingga ia akan menjadi remaja yang tidak tertekan perasaan.
Rasa kekeluargaan dalam diri remaja ini bukan saja terjadi dalam lingkungan ibu bapa dan sanak saudara, tetapi juga pada kelompok teman seperjuangan, organisasi, sukan dan lain-lain. Jika perasaan ini disemai dengan baik, maka remaja tidak akan mengalami stres dan tekanan perasaan dan menjadikan kecenderungan jiwanya itu ke arah yang positif.

Kehidupan Sosial Remaja
Remaja sangat memerlukan agar kehadirannya diterima oleh orang-orang yang ada dalam lingkungannya, di rumah, di sekolah ataupun dalam masyarakat di mana ia tinggal. Rasa diterima kehadirannya oleh semua pihak ini menyebabkan remaja merasa aman, kerana ia merasa bahawa ada dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Perkara ini merupakan motivasi yang baik bagi diri remaja untuk lebih berjaya dalam menghadapi kehidupannya.
Penerimaan masyarakat terhadap diri seseorang berperanan dalam mewujudkan kematangan emosi. Pada umumnya remaja sangat peka terhadap pujian dan cacian disekitarnya sehingga menyebabkan remaja mudah tersinggung. Jika ini terjadi remaja hendaklah memahami bahawa tidak semua manusia itu dalam keadaan serba baik, kemungkinan kesilapan yang dilalakukan oleh masyarakat sekitar itu dapat mendorong kita lebih matang dalam menghadapi masalah. Remaja juga harus menyedari, kemungkinan juga cacian dan celaan itu timbul kerana kesalahan dari pihak remaja sendiri. Bagi remaja yang beriman akan menghadapi suasana sosial semacam ini dengan lebih tenang dan sabar, sehingga ia akan menjadi remaja yang berhasil dan cemerlang.

Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri terhadap orang lain dan lingkungan sangat diperlukan oleh setiap orang, terutama dalam usia remaja. Kerana pada usia ini remaja banyak mengalami kegoncangan dan perubahan dalam dirinya. Apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri pada masa kanak-kanaknya, maka ia dapat mengejarnya atau memperbaikinya pada usia remaja. Akan tetapi apabila tidak dapat menyesuaikan diri pada usia remaja, maka kesempatan untuk memperbaikinya mungkin akan hilang untuk selama-lamanya, kecuali boleh didapati melalui pengaruh pendidikan dan latihan-latihan.
Remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain; suka bekerjasama dengan orang lain, simpati, mudah akrab, disiplin dan lain-lain. Sebaliknya bagi remaja yang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya mempunyai ciri-ciri; suka menonjolkan diri, menipu, suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, buruk sangka dan sebagainya. Jika kebetulan remaja belum mampu menyesuaikan diri dengan cara yang lebih baik, maka berusahalah ke arah pembinaan akhlak yang mulia, maka insya Allah suatu saat nanti kita akan mampu. Seorang remaja jangan lekas putus asa dan patah hati dalam menghadapi kehidupan ini jika ingin lebih sukses dan cemerlang di masa akan datang.

Keyakinan Agama dan Nilai Murni Remaja
Keinginan remaja terhadap sesuatu kadang kala tidak dapat dipenuhi kerana dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan di tengah masyarakat. Pertentangan itu semakin ketara jika remaja menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka berpakaian yang tidak senonoh, menonton video lucah dan berperangai tidak manis di pandang mata, padahal semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai murni. Bagi remaja yang padai menempatkan dirinya pada posisi yang betul maka dia akan menghindari segala keinginan yang tercela dari kehidupannya.
Pertentangan antara keinginan remaja dengan ketentuan agama ini menyebabkan jiwa remaja memberontak dan berusaha menepis kenyataan itu dengan menurutkan kata hatinya.Remaja yang berhemah tinggi dan berakhlak mulia serta mempunyai lingkungan keluarga yang menjalankan perintah agama, maka perkara ini dengan mudah mereka hadapi. Namun bagi remaja yang telah terlanjur melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan perintah agama hendaklah berusaha memperbaiki diri agar tidak sentiasa terlena dengan sesuatu pengaruh dan kenikmatan yang bersifat semantara itu.
Demikianlah di antara pengaruh atau gejolak jiwa yang terjadi dalam diri seorang remaja. Semuanya memerlukan perhatian remaja dalam memahami dirinya sendiri, serta perhatian ibu bapa agar ada saling pengertian dalam menghadapi dan memahami seorang insan yang berstatus REMAJA. Semoga informasi tentang remaja ini berguna dalam menjana para remaja dan pelajar dalam menghadapi abad yang penuh dengan cabaran dan godaan ini.
^ Kembali ke atas ^

wudHu MeNcEgAh terJaDiNyA bErBaGaI pEnYaKiT..

Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتى تخرج من تحت أظفاره )) رواه مسلم.Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhu'nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya". HR. Muslim.وقال أيضا: ((إن أمتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من آثار الوضوء، فمن استطاع منكم أن يطيل غرته فليفعل )) متفق عليه.Rasulullah bersabda, "Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim).Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu' secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!!Oleh karena itu, disyari'atkan untuk melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian menyemburkannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan mulutnya ketika dahulu rusak gigi-gigi mereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan dan air liur dan bercampur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke seluruh organ dan kemudian menyebabkan berbagai penyakit.Dan sungguh, berkumur-kumur akan menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba ini belum pernah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini karena mereka hanya memperhatikan kepada organ-organ tubuh yang besar. Dan membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan manfaat untuk menghilangkan debu-debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit.Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah. Sebab manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya, maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang menyerang permukaan kulit, seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar tidak dalam keadaan bersih, sehingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit.Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya peradangan sangat mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka, wudhu' telah mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina sebagai media untuk mengetahui berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimana kebersihan ini semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian.Penelitian dan uji coba ini memberikan manfaat yang lain:Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh karena itu, sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum melakukan wudhu'. Dan ini menambah jelas kepada kita sabda Rasulullah:(( إذا استيقظ أحدكم من نوميه فلا يغمس يده في الإناء حتى يغسلها ثلاثا ))Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tudir, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat air) sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali.Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari pusat peredaran darah, jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya, maka akan menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat disyari'atkannya wudhu' di dalam Islam.Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-NabawiyahMuhammad Kamil Abd Al-ShomadDr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)". Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu'- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi).Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ...
Diposkan oleh ray81 di 19:51 0 komentar

nabipun pandai membaca dan menulis

Nabipun pandai Membaca dan Menulis
Makna perkataan al-Qur'an ummiy telah dikelirukan oleh para ulama palsu Islam zaman dahulu. Mereka mengertikan kalimat tersebut kepada buta huruf. Lalu Nabi Muhammad, "Nabi yang ummiy" (7:157-158), dikatakannya tidak pandai membaca dan menulis. Ajaran mereka diterima tanpa ragu oleh hampir seluruh umat Islam sejak dari zaman dahulu hingga ke hari ini.
Sebenarnya, ajaran itu palsu. Kepalsuannya dapat didedahkan dengan menggunakan sumber rujukan utama bagi bahasa Arab iaitu kitab al-Qur'an. Ayat-ayat al-Qur'an yang mengandungi kalimat ummiy akan membuktikan bahawa ajaran mereka bukan sahaja palsu tetapi berbau fitnah yang amat besar dalam Islam. Antara ayat yang dimaksudkan berbunyi:
"Dia yang membangkitkan pada kaum yang ummiy seorang rasul di kalangan mereka untuk membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka," (62:2).
Ummiy
Kaum yang ummiy yang disebut di dalam ayat itu adalah kaum Arab. Orang-orang Arab pada zaman Nabi Muhammad difahamkan berada di tahap tinggi dalam kesusasteraan dengan karya-karya sastera yang bermutu dipamer dan digantung di Kaaba. Tentu itu tidak menggambarkan orang Arab jahiliah ketika itu berada dalam keadaan buta huruf. Mereka dikatakan jahililiah hanya dalam kepercayaan bukan dalam pelbagai bidang lain.
Kalimat ummiy, menurut al-Qur'an, bermaksud orang-orang yang tidak, atau belum, diberi sebarang Kitab oleh Allah. Ia juga bermaksud kaum Arab seperti yang telah disebut.
Kaum Yahudi pula telah diberi tiga buah Kitab melalui beberapa orang Nabi mereka. Mereka dipanggil ahli Kitab. Tetapi jiran mereka, orang-orang Arab, belum diberi sebarang Kitab pun sebelum al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad. Lantaran, orang-orang Arab dikatakan ummiy sebab belum menerima Kitab Allah.
Untuk menjelaskan lagi dipetik sebuah ayat yang menunjukkan dengan jelas perbezaan antara ahli Kitab (orang yang telah diberi Kitab) dengan kaum ummiy (yang belum diberi Kitab) atau buta Kitab. Firman-Nya:
"Dan daripada ahli Kitab ada yang, jika kamu mempercayakan dengan satu timbunan, dia akan mengembalikannya kepada kamu; dan antara mereka ada yang, jika kamu mempercayakan dengan satu dinar, dia tidak akan mengembalikannya kepada kamu, kecuali kamu selalu berdiri di atas (menagih) dia. Itu adalah kerana mereka berkata, 'Tidak ada jalan atas kami terhadap orang-orang ummiy (yang tidak diberi Kitab, iaitu orang Arab).' Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahuinya." (3:75)
Ayat di atas menunjukkan keengganan sesetengah orang Yahudi (ahli Kitab) untuk mengembalikan "hutang" kepada orang Arab, yang ummiy (yang tidak diberi Kitab, atau buta Kitab), atas sebab "tidak ada jalan" bagi mereka terhadap orang ummiy. Sikap macam itu seakan sama dengan apa yang disemat di iman sesetengah orang Islam terhadap orang yang mereka anggap kafir pada hari ini.
Satu lagi ayat al-Qur'an dipetik untuk memantapkan lagi hujah dalam menunjukkan perbezaan tersebut, berbunyi:
"Dan katakanlah kepada orang-orang yang diberi al-Kitab, dan orang-orang ummiy (yang tidak diberi Kitab), 'Sudahkah kamu tunduk patuh?'" (3:20)
Maka jelaslah iaitu kalimat ummiy tidak bermakna buta huruf, lantas, Nabi Muhammad bukanlah seorang yang tidak tahu membaca dan menulis. (Sila rujuk Kalimat ummiy di dalam al-Qur'an.)
Membaca
Selanjutnya, terdapat banyak ayat di dalam al-Qur'an yang mengisahkan Nabi disuruh oleh Allah supaya membaca ayat-ayat-Nya kepada orang-orang yang berada di kelilingnya. Itu menunjukkan Nabi pandai membaca. Antara ayat yang dimaksudkan adalah enam yang berikut:
"Dan kamu (Muhammad) bacakanlah kepada mereka cerita dua orang anak Adam dengan sebenarnya ...." (5:27)
"Katakanlah, 'Marilah, aku (Muhammad) akan membacakan apa yang Pemelihara kamu mengharamkan kamu ....'" (6:151)
"Demikianlah Kami mengutus kamu (Muhammad) kepada satu umat yang sebelumnya beberapa umat telah berlalu untuk membacakan mereka apa yang Kami mewahyukan kamu ...." (13:30)
"Dan sebuah al-Qur'an yang Kami membahagi-bahagikan, untuk kamu (Muhammad) membacakannya kepada manusia berjarak-jarak, dan Kami menurunkannya dengan satu penurunan." (17:106)
"Aku (Muhammad) hanya diperintah untuk menyembah Pemelihara tanah ini, yang Dia menjadikannya suci; kepunyaan-Nya segala sesuatu. Dan aku diperintah supaya menjadi antara orang-orang yang muslim, dan untuk membaca al-Qur'an ...." (27:91-92)
"Wahai ahli Rumah, Allah hanya menghendaki untuk menghilangkan kotoran daripada kamu, dan untuk membersihkan kamu, sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di dalam rumah-rumah kamu daripada ayat-ayat Allah ...." (33:33-34). Di sini, Nabi didapati membacakan ayat-ayat Allah kepada isteri-isterinya di rumah-rumah mereka.
Malahan, rasul-rasul Allah yang lain didapati pandai membaca kerana mereka ditugaskan untuk membaca ayat-ayat-Nya kepada manusia. Tugas itu adalah juga tugas Nabi Muhammad. Dua ayat yang berikut menjelaskannya:
"Kemudian orang-orang yang tidak percaya dihalau dalam kumpulan-kumpulan ke Jahanam, sehingga apabila mereka datang kepadanya, pintu-pintunya dibuka, dan penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, 'Tidakkah rasul-rasul datang kepada kamu daripada kalangan kamu sendiri, dengan membacakan kamu ayat-ayat Pemelihara kamu, dan memberi amaran kepada kamu terhadap pertemuan hari kamu ini?' Mereka berkata, 'Ia, benar ....'" (39:71)
"Dia yang membangkitkan pada kaum yang ummiy (orang Arab) seorang rasul (Muhammad) di kalangan mereka untuk membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka," (62:2)
Tambahan pula, adalah sukar untuk menerima hakikat bahawa seorang Nabi pilihan-Nya tidak tahu membaca walhal Dia menyuruhnya dan manusia lain supaya mengamalkan tabiat membaca, seperti firman-Nya - "Bacalah dengan nama Pemelihara kamu yang mencipta," (96:1)
Menulis
Bukan sahaja didapati, di dalam al-Qur'an, yang Nabi pandai membaca, malah, baginda juga didapati pandai menulis. Kebenaran itu telah diakui sendiri oleh orang-orang yang tidak percaya yang tinggal bersamanya. Firman-Nya:
"Mereka berkata, 'Dongeng orang-orang dahulu kala, yang dia menulisnya, yang diimlakkan kepadanya pada waktu awal pagi dan petang.'" (25:5)
Terjemahan ayat tersebut telah menimbulkan keraguan sesetengah pihak. Betulkah ayat itu diterjemahkan? Untuk mengikis keraguan, pertama, dikemukakan sebuah tafsir kepada ayat yang sama, oleh Prof. Dr. Hj. Mahmud Yunus (Tafsir Quran Karim, cetakan ke-19, 1979, halaman 525) yang berbunyi:
"Mereka berkata: (Qur'an ini) kabar-kabar dongeng orang-orang dahulu kala, yang dituliskan oleh Muhammad dan dibacakan (didiktekan) orang kepadanya pagi-pagi dan petang." (25:5)
Kedua, kalimat yang diterjemahkan kepada "menulisnya" ialah iktataba. Kalimat itu penting kerana, difahamkan, mempunyai pengertian "menulis nota terutamanya apabila orang kedua sedang mengimlakkan."
Dan akhir sekali, terdapat sebuah lagi ayat yang bukan sahaja menyokong ayat 25:5 tadi bahkan mampu untuk menghapuskan sama sekali keraguan terhadap Nabi yang dikatakan kini pandai membaca dan menulis, termasuk membaca dan menulis Kitab. Firman-Nya:
"Tidaklah sebelum ini kamu (Muhammad) membaca sebarang Kitab, atau menulisnya dengan tangan kanan kamu; jika demikian, tentulah orang-orang yang mengikuti yang palsu menjadi ragu-ragu." (29:48)
Ia menegaskan, Nabi tidak pernah membaca dan menulis sebarang Kitab sebelum menerima al-Qur'an. Bermaksud, selepas menerima al-Qur'an baginda telah membaca, dan menulis Kitab dengan tangan kanannya.
Seterusnya, ayat itu tidak menunjukkan pula bahawa baginda tidak pernah membaca dan menulis sesuatu yang selain daripada Kitab sebelum menerima al-Qur'an (misalan, membaca dan menulis apa yang diperlukan dalam urusan perdagangannya).
Dengan adanya bukti-bukti yang jelas daripada Allah, maka terdedahlah fitnah yang kian lama dilakukan oleh para ulama palsu Islam ke atas Nabi Muhammad yang mereka menyiarkan sebagai seorang yang tidak tahu membaca dan menulis, atau buta huruf. Sesungguhnya mereka menghina Nabi dengan berbuat demikian meskipun mereka mendakyahkan iaitu merekalah orang-orang yang paling mengasihinya.
Diposkan oleh ray81 di 19:56 0 komentar